MEMBENTUK KEPRIBADIAN SISWA

MEMBENTUK KEPRIBADIAN SISWA

Guru sebagai arsitek pendidikan. Di tangan guru (atas izin Allah) terbentuk siswa yang berkepribadian mulia. Oleh karena itu, guru harus bisa menjadikan proses belajar mengajar sebagai sarana untuk membentuk kepribadian siswa.

Salah satu upaya untuk memanfaatkan proses belajar mengajar sebagai sarana membentuk kepribadian siswa adalah seorang guru harus mampu mengintegrasikan mata pelajaran yang diajarkan dengan nilai-nilai agama.

Seorang guru matematika harus mampu menjelaskan perhitungan dengan contoh-contoh perhitungan zakat harta atau perhitungan warisan. Perhitungan rasio jumlah kaum muslimin dengan jumlah masjid, termasuk kuota jamaah haji.

Dalam membuat soal pun guru matematika hendaknya dapat mengintegrasikan dengan nilai-nilai agama. Contoh soal matematika. Jarak antara rumah Ahmad dengan Masjid At-Takwa adalah 300 m. Jika Ahmad hendak pergi shalat berjamaah dengan mengendarai sepeda ke Masjid, ia akan tiba dalam waktu 3 menit. Berapa kecepatan sepeda yang dikendarai oleh Ahmad?

Soal matematika di atas memberikan pemahaman kepada siswa. Selain Masjid sebagai tempat ibadah umat Islam, sebagai seorang muslim siswa harus menunaikan shalat lima waktu secara berjamaah di masjid atau mushalla.

Seorang guru bahasa dan sastra harus berusaha agar tema-tema yang diajarkan, baik pada bagian mengarang, cerita, maupun puisi mengandung ide-ide Islami. Sehingga siswa terbentuk dalam dirinya kepribadian seorang muslim yang taat menjalankan agama.

Contoh pembuatan puisi. Bergeraklah. Teruslah bergerak. Waktu tak kan pernah kembali. Waktu tak kan pernah berhenti tuk bergerak. Bergeraklah mengikuti gerakan waktu menuju ridha Ilahi.

Seorang guru ilmu komputer, ketika menjelaskan kepada siswa cara pembuatan program, guru bisa menjelaskan kepada siswa cara pembuatan program perhitungan sistem perbankan Islam, pendataan jamaah haji dan umrah, dan jumlah penduduk muslim di tiap-tiap negara.

Seorang guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), ia pun harus mampu menanamkan nilai-nilai agama seperti etika dalam pergaulan. Bahwa manusia merupakan makhluk sosial, yang tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa bantuan dari orang lain. Karena itu, guru IPS harus bisa menanamkan nilai agama dalam pergaulan.

Begitu pun dengan guru-guru mata pelajaran lainnya, harus bisa mengintegrasikan nilai-nilai agama dengan mata pelajaran yang diajarkannya. Dengan demikian, kewajiban membentuk kepribadian siswa tidak hanya kewajiban bagi guru pelajaran agama, namun kewajiban bersama bagi semua guru. Buktikan!

TAGS
Share This
WHATSAPP