Ustadz Jazuli Juwaini: Santri Harus Terlibat Dalam Pengelolaan Negara
Santri tidak boleh absen dari pengelolaan negara ini. Ia berpendapat bahwa yang membangun negara ini adalah santri dan alumni. Oleh karena itu, para ulama pun tidak boleh absen dalam pengelolaan negara. Jika kita tinggalkan pengelolaan negara ini kepada orang-orang yang tidak mengenal dan takut kepada Allah, maka lambat laun negara ini akan jauh dari nilai-nilai yang diajarkan oleh Allah.
Pemikirannya tersebut disampaikan Dr. Jazuli juwaini, lc. MA saat diminta sebagai key note speaker dalam acara Milad Husnul Khoitmha ke 29 dalam acara bertajuk Alumni Husnul Khotimah Leaders Talk yang dilaksanakan secara daring.
Dr. Jazuli berharap lulusan Husnul Khotimah akan ada yang menjadi anggota parlemen, menteri, hakim agung, presiden, atau jaksa agung agar perjuangan dakwah yang universal dan integral ini tidak terparsialkan. Menurutnya, posisi santri dalam pengelolaan negara sangat strategis karena dapat membentuk opini dan menebar kebaikan.
Meskipun mungkin ada beberapa santri yang tidak berprofesi di jalur politik, seperti pengusaha, tetapi dakwah harus tetap dilakukan. Dakwah merupakan gerakan kebaikan dan harus terus dilakukan dalam bentuk apapun. Oleh karena itu, Jazuli Juwaini menegaskan santri sebagai bagian yang penting dalam pengelolaan negara ini.
Kurangnya partisipasi dari orang-orang baik dalam politik dapat membuka peluang bagi para penjahat untuk mengambil alih posisi dan menguasai kekuasaan. “Jika orang baik tidak terjun ke politik, maka para penjahatlah yang akan mengisinya.” katanya.
beliau juga menyamoaikan bahwa Politik hanyalah sarana memperluas spektrum dakwah kebenaran dan kebaikan. dan Kekuasaan adalah instrumen paling efektif untuk menjaga maqosid syariah (menjaga agama, jiwa, aka keterunan, dan harta)”.
Secara ringkas Ustadz Jazuli Juwaini menyampaikan 6 hal terkait Santri dan Masa depan Indonesia
- Sejarah Indonesia adalah sejarah perjuangan ulama, santri, dan pesantren. Santri hari ini hakekatnya adalah penerus perjuangan tersebut. Dalam diri santri ada gen pejuang dan pemimpin bangsa.
- Santri harus punya pemahaman dan kesadaran yang tepat, utuh, dan menyeluruh tentang Indonesia sebagai negara besar dan majemuk dengan karakternya Pancasila dan UUD 1945
- Santri harus terdepan dalam menjaga keutuhan NKRI Banyak negara pecah, bubar, konflik berkepanjangan karena tidak mampu membangun kohesifitas sosial nasional.
- Menjaga watak dan karakter Islam yang rahmatan alamin dengan ciri khas wasathiyah İslam (tengahan, titik temu, moderat, tidak ekstrem, tidak saling menyalahkan. Wasathiyah islam terbukti dan terus menjadi faktor utama persatuan Indonesia.
- Santri harus mampu membaca peluang, tantangan, dan ancaman terhadap keindonesiaan baik yang datang dari dalam maupun dari luar baik berupa isme/ideologi, kepentingan, relasi power, dll.
- Santri harus aktif membangun kolaborasi kebangsaan dengan seluruh komponen bangsa. Mencari titik temu (kalimatun sawa) membangun kerjasama sinergi, kolaborasi dan melayani.
Semoga Husnul Khotimah semakin berkah di miladnya yang ke 29, semakin kokoh dan eksis dan melahirkan santri yang tangguh yang takut dengan Allah tetapi skill manajerialnya luar biasa. dengan ilmu dan iman isnya Allah allah akan memberikan berkah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.