
Berbekal Bakti pada Orang Tua, Sukses Mendapat Beasiswa Full di Kampus Luar Negeri
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah, Allahumma Sholli Ala Sayyidina Muhammad, Amma Badu.
Salam kenal teman-teman, ana Muhammad Zulfan Abdusyakur, orang biasa memanggil Zulfan, dari angkatan Reunitez (22), alhamdulillah dengan segala rahmat dari Allah SWT bisa lulus dari pondok tercinta Husnul Khotimah pada tahun 2021 yang lalu. Dengan segala rizki dari Allah SWT pula, alhamdulillah bisa melanjutkan studi di salah satu negara minyak -julukan nya- di Uni Emirat Arab, tepatnya di Al-Qasimia University dengan mengambil jurusan Komunikasi.
Bicara tentang kisah perjalanan hingga bisa berada di negara minyak ini tentunya tidak sesimpel, seringkas, bahkan mungkin bisa dikatakan tidak selogis dari yang dipikirkan. Penuh tantangan dan juga keajaiban yang terjadi beriringan dengan perasaan suka, duka, bahagia, dan juga takut. Lebih kearah menunjukan atas kuasa Allah SWT yang maha besar lagi maha pengasih, dan menunjukan bahwa kita sebgaai insan makhluknya tidak ada kekuatan dan kemampuan selain terjadi atas kehendaknya.
Siapa sangka anak jurusan IPA, belajar fisika, kimia, bisa pergi belajar ke timur tengah yang biasa menjadi jalannya anak-anak jurusan agama ? tidak disangka bahkan diri sendiripun tidak menyangka bisa terjadi seperti ini takdirnya. Flashback tahun 2020, Sudah menjadi kebiasaan kala itu, masa-masa kelas 12, anak-anak menentukan pilihannya untuk studi selanjutnya, dan sudah menjadi kebiasaan yang wajar anak IPA memilih jalan perguruan tinggi negri favorit, mayoritas mengambil saintek beberapa orang mengambil soshum. Termasuk ana kala itu, hanya berfokus untuk masuk ptn favorit ITB dan UPN di jurusan teknik perminyakan. Alhamdulillah mendapat izin dari Allah untuk mendapatkan kuota jalur undangan SNMPTN dari pondok, kala itu langsung mendaftar ITB dan UPN perminyakan dan ternyata SNMPTN bukan kehendak Allah untuk ana, ana tidak lolos dan kala itu ana begitu sedih karena merasa sudah sangat yakin dan percaya diri. Setidaknya yang UPN pilihan ke-2 itu lolos. Namun ternyata pilihan ke-2pun juga tidak lolos.
Tes-tes lain juga turut dicoba, tes kedinasan STMKG, beasiswa kemenag, kedinasan telkom, YTB turki, Qodarullah juga belum menjadi takdir. Sempat kehilangan percaya diri, bahkan hingga mau menyerah, sering melakukan sholat tahajud, dhuha, amalan sunnah lainnya tapi berpikir seakan mengapa tidak muncul juga hasil ya ? sempat pesimis atas amalan yang dikerjakan, namun kala itu Alhamdulillahnya tersadar, bahwa jalan perjuangan belum selesai. Datanglah tes SBMPTN dan alhamdulilah bisa lolos di pilihan ke-2 di UPN Veteran Yogyakarta jurusan Agribisnis.
Genap satu tahun kuliah di UPN alhamdulillah menjadi pengalaman yang berharga. Sebuah nikmat yang perlu disyukuri dapat berkuliah disana. Rasa ingin terus berkembang masih tetap ada, tanpa mengurangi rasa syukur, ketika ada kesempatan peluang tes, ana kembali mencoba. Motivasi utama kala itu adalah mengurangi beban orang tua. Memilih UI yang dekat rumah agar tidak perlu ngekos yang membutuhkan biaya lebih, UNS yang dekat dengan rumah kakek, serta kedinasan STSN yang beasiswa tanpa biaya turut dicoba di tahun ke-2 pasca kelulusan dari Husnul. Belajar ekstra mulai dilaksanakan, ibadah dikencangkan, dan lagi-lagi semua tes yang dilakukan kala itu gagal dan belum mendapat izin dari Allah SWT.
Gagal di beragam tes membuat ana berpikir keras, mengapa ana gagal, belajar sungguh-sungguh sudah diakukan tapi mengapa orang lain yang bisa dibilang “saya lebih pintar” tapi dia lolos dan sedangkan saya tidak ? ibadah juga dikencangkan tapi mengapa masih gagal ?. Kala itu ana pulang ke rumah dan meminta nasihat dari orang tua. Banyak nasihat berharga yang disampaikan, dan yang paling perlu diperhatikan adalah terkait ibadah dan ridho dari Allah SWT.
Dari awal perjuangan tes yang dilakukan hingga tes yang dilaksanakan di tahun kedua, memang ibadah selalu di sertai dalam menjalankan ikhtiar yang sungguh-sungguh. Namun tersadar bahwa ada masalah di ibadah yang dilakukan. Ternyata niat hanyalah semata-mata kesenangan keberhasilan duniawi, shalat tahajud semata-mata hanya agar Allah meloloskan ujian, shalat dhuha semata-mata hanya agar ujian dimudahkan, dan amalan lainnya. Hingga ketika gagal, amalan ibadah yang dilakukan turut disalahkan. Niat yang salah. Yang betul adalah kita ibadah semata-mata karena Allah. Mengharap ridhonya, gagal ataupun berhasil kita selalu percaya bahwa Allah SWT akan memberikan yang terbaik bagi hambanya yang senantiasa beribadah tulus padanya. Karena ketika Allah ridho Allah pun akan memudahkan jalannya. Lagi pula apa yang baik menurut kita belum tentu baik bagi Allah kan ? sedangkan Allah SWT maha mengetahui dan kita sebagai hambanya tidak mengetahui.
Pada bulan Maret ana mendapatkan informasi tentang pembukaan seleksi beasiswa Al-Qasimia University. Orang tua menasihatkan agar turut dicoba. Jujur, sebtulnya tidak yakin awalnya. Tidak pernah terbayangkan sebelumnya belajar diluar negri khusus nya di Timur Tengah. Bagaimana bisa ana yang belajar dijurusan IPA ke negri Arab yang bercakap dengan bahasa Arab, banyak teman-teman dari jurusan keagaman dan lebih bagus tapi tidak lolos, apalagi ana ?. Patuh berbakti pada orang tua menjadi modal awal dan utama. Juga turut andil motivasi untuk meringankan beban orangtua.
Bulan April mulai mengurus segala persyaratan. Penerjemahan berkas, hingga ujian TOEFL bahasa Inggris. Ikhtiar semaksimal mungkin dengan tetap diiringi doa ibadah. Dengan niat Allah meridhoi ana sebagai hambanya, dan menjadi hamba yang soleh dan bisa bermanfaat bagi sesama. Baik lulus ataupun tidak nantinya itu bukan menjadi persoalan. Tawakal dan siap menerima takdir dari Allah. Ibadah tetap jalan sebagaimana biasanya apapun hasilnya. Husnuzhon dan sabar. Hingga alhamdulillah ana bisa lolos pemberkasan dan mendapat zoom interview. Jujur, berada ditahap ini merupakan sebuah hal yang luar biasa dan ajaib. Dimana banyak dari teman-teman yang lebih baik tapi gugur di pemberkasan namun Allah menghendaki untuk ana jalannya. Interview dijalani sebaik mungkin walaupun masih sangat jauh dari kata sempurna, ada jawaban yang tidak terjawab, dan menjawabnya pun masih ‘belepotan’. Ikhlas dan tawakal semata-mata menjadi modal berikutnya, hingga tidak disangka-sangka ana akhirnya mendapat email Qobul Mabda’I.
Setelah mendapat email penerimaan pun tantangan masih belum selesai, justru di tahap inilah mental dan kekuatan diuji. Ana lalai dan telat 5 hari dalam membuka email. Padahal hanya diberikan waktu 10 hari setelah email dikirmkan untuk menyelesaikan legalsir segala berkas. Diwaktu yang sama, ana sedang sibuk dengan kegiatan organisasi di UPN. Skala prioritas sangat penting disini, dimana kita mempunyai tanggung jawab yang salah jika ditinggalkan begitu saja. Hari itu ana langsung mengurus kewajiban-kewajiban dan sebagian di alihkan kepada orang lain tentunya dengan izin dari ketua dan penanggung jawab utama. Besoknya langsung jalan dari Yogyakarta-Jakarta untuk melegalisir berkas-berkas. Disinilah lagi-lagi keajaiban itu muncul. Dengan pengalaman minim, hari yang sedikit, biaya yang cukup besar, tenaga dan pikiran yang sangat dikuras. Alhamdulillah Allah melancarkan ana jalannya. Ana mendapatkan waktu tambahan dari pihak universitas dan ada orang baik dari instansi pemerintahan yang tulus membantu saat legalisir berkas, hingga akhirnya legalisir berkas selesai tinggal menunggu visa pelajar diterbitkan.
H-7 keberangkatan ana harus menjalani operasi kaki. Disamping itu tiket pesawat sangat sedikit sehingga memaksa ana dan teman-teman lain yang lolos beassiswa untuk pergi ke Malaysia dulu, lalu ke Nepal baru akhirnya ke Dubai. Sungguh problematika yang begitu berat. Sangat berat sekali untuk dipikirkan. Bagaimana bisa pasca operasi dan belum sembuh total harus menjalani perjalanan yang panjang, apa lagi ini kali pertama terbang naik pesawat dan keluar negri ?. Tapi tetap berpikir husnudzhon, iklhas dan tawakal, Allah SWT pasti memudahkan jalannya. Dan betul saja, hari H keberangkatan walapun dengan kaki yang belum pulih total, ana bisa siap berangkat dan dibantu dengan teman-teman baik dari Indonesia lainnya hingga akhirnya ana bisa sampai di sini dengan baik. Alhamdulillah.
Apapun yang terjadi atas kehendak Allah SWT. Allah maha kuasa atas segala hal dan kita sebagai hambanya tidak punya sama sekali kekuatan kecualiu atas izin dan kehendak dari-nya. Senantiasa berdoa dan beribadah semata-mata karena Allah. Mengharap ridho kepadanya. Serta ikhlas dan tawakal atas segala hasilnya. Baik bagi kita belum tentu baik bagi-nya. Sedangkan Allah lah yang maha tau, dan kita hambanya tidak tau. Semoga kita senantiasa mendapat perlindungan dari Allah SWT, senantiasa mendapat petunjuk darinya, serta dimudahkan segala urusannya. Aamiin..
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Info pendaftaran Santri baru Husnul Khotimah www.psb.husnulkhotimah.sch.id