
Disiplin Kunci Sukses Dunia-Akhirat
Ustadzah Ningrum adalah guru Matematika Madrasah Tsanawiyah Husnul Khotimah yang telah mengajar selama 24 tahun sampai sekarang. Beliau termasuk salah satu pegawai yang menunjukkan loyalitasnya mengabdi ilmu dan waktunya sejak tahun 1995.
Awal beliau bergabung dengan Husnul, beliau mendapat amanah di bagian obat-obatan. Dengan latar belakang keilmuan pendidikan Sekolah Asisten Apoteker, beliau membantu santri yang sakit yang pada waktu itu belum ada perawat, dokter apalagi klinik seperti sekarang, jadi beliau melakukan itu sendirian. Alhamdulillah, semua berjalan dengan lancar, walaupun saat itu rumah beliau harus siap diketuk santri tanpa kenal waktu (pagi, siang, malam… hehe) tapi beliau menikmati amanah itu karena melanjutkan pengetahuan beliau tentang obat yang dulu pernah dilakukan sewaktu bekerja di salah satu apotik Rumah Sakit di Jakarta.
Mulai mengajar mata pelajaran Matematika pada tahun 1998, kelas yang pertama kali beliau ajar adalah level MTs Angkatan Pertama kelas VIII, yang salah satu alumninya adalah Ustadzah Een Rohaeni, Al Hafidzah (yang sekarang mendapat amanah staf Ruhal di bagian pembinaan putri Husnul, red.). Matematika adalah mata pelajaran yang beliau sukai, maka tak heran jika beliau akan terus mengajar Matematika sampai beliau pensiun (Insya Allah).
Masa sekolah beliau dihabiskan di Jakarta, mulai dari TK sampai sekolah menengah. Setelah lulus SMPN 20 Jakarta Timur, melanjutkan studi ke Sekolah Asisten Apoteker Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (SAA DITKESAD) Jakarta Pusat yang saat ini dikenal dengan SMK Farmasi. Setelah lulus SAA beliau mendaftar CPNS dan alhamdulillah diterima pada tahun 1985. Namun pada tahun 1995 beliau memutuskan untuk mengikuti jejak suami ke Husnul Khotimah.
Awal datang ke Husnul keadaan masih sangat sepi, lingkungan Husnul saat itu dikelilingi pohon bambu dan kebun ubi, suasananya cukup sepi apalagi di malam hari, ketika angin bertiup kencang, suara gesekan daun-daun bambu membuat suasana malam agak dramatis (hehe…). Guru dan santrinya pun masih sedikit, santri tidur belum menggunakan ranjang, hanya kasur saja. Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, kasur ditumpuk sampai tinggi. Dapur Husnul masih sangat sederhana dengan Chef Abah H. Nenju dan istri, beliau masak menggunakan kayu bakar, hasilnya nasi sangat enak, makan dengan orek tempe saja sudah sangat nikmat. Sekarang masak nasi menggunakan alat lebih canggih, namun rasa nasinya jauh berbeda.
Mempunyai lima orang anak (2 laki-laki dan 3 perempuan) dengan 3 orang cucu (2 kembar laki-laki dan 1 perempuan), beliau selalu menerapkan kedisiplinan baik di dalam rumah, di dalam belajar dan di dalam beribadah. Termasuk masalah sarapan pagi yang tidak pernah ditinggalkan kecuali dalam keadaan shaum Hal itu karena dipengaruhi oleh pendidikan sang ayah yang berlatar belakang TNI-AD, kedisiplinan menjadi hal utama yang selalu beliau ingat.
Pesan beliau untuk para santri Husnul Khotimah, walaupun zaman sudah berubah, teknologi semakin maju dan berkembang, tetap yang Namanya AKHLAK dan DISIPLIN DALAM KEBAIKAN tidak boleh berubah dan harus terus diperbaiki. Jangan lupakan itu.