Tantangan Dakwah di Era 5.0 Dibahas dalam Kajian I’tikaf Ramadhan di Husnul Khotimah

Tantangan Dakwah di Era 5.0 Dibahas dalam Kajian I’tikaf Ramadhan di Husnul Khotimah

Kuningan – Dakwah Islam selalu menghadapi tantangan di setiap zaman, termasuk di era 5.0. Dalam kajian i’tikaf Ramadhan yang disampaikan oleh Ustadz Rijaludin, S.Pd., di Masjid Pondok Pesantren Husnul Khotimah pada Sabtu (22/3), beliau menjelaskan bagaimana dakwah harus beradaptasi dengan perkembangan zaman agar tetap efektif dan relevan.

Perintah Dakwah dan Maknanya

Kajian dimulai dengan pembahasan mengenai perintah dakwah yang tertuang dalam Al-Qur’an, surat Ali Imran ayat 104, yang menekankan pentingnya mengajak kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar.

Ustadz Rijaludin menjelaskan bahwa dakwah, secara etimologis, berarti seruan, ajakan, atau panggilan. Dalam konteks Islam, dakwah adalah upaya mengajak manusia kepada ajaran Islam yang benar, sesuai dengan Al-Qur’an dan Sunnah.

Makna Dakwah Menurut Tokoh-tokoh Islam

Ustadz Rijaludin juga menyampaikan makna dakwah menurut beberapa tokoh Islam terkemuka, antara lain:

• HOS. Tjokroaminoto (1882-1934): Dakwah sebagai gerakan pembebasan umat dari kebodohan, kemiskinan, dan penjajahan.

• H. Samanhudi (1868-1956): Dakwah sebagai usaha membangun ekonomi umat Islam.

• KH. Ahmad Dahlan (1868-1923): Dakwah sebagai gerakan pembaharuan Islam berbasis pendidikan, pemurnian ajaran, dan amal nyata.

• KH. Hasyim Asy’ari (1871-1947): Dakwah sebagai upaya mempertahankan ajaran Ahlusunnah wal jama’ah dan memperkuat ukhuwah Islamiyah.

• Buya Hamka (1908-1981): Dakwah sebagai seruan membangun akhlak dan peradaban Islam berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah.

• Buya Mohammad Natsir (1908-1993): Dakwah sebagai perjuangan menegakkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan individu, masyarakat, dan negara.

Tantangan Dakwah di Era 5.0

Era 5.0, yang ditandai dengan pemanfaatan teknologi digital secara optimal untuk kesejahteraan manusia, membawa tantangan tersendiri bagi dakwah Islam. Ustadz Rijaludin mengidentifikasi beberapa tantangan utama, yaitu:

• Perubahan media dan metode dakwah: Peralihan dari dakwah konvensional ke digital, persaingan dengan konten non-Islami, dan pendangkalan pemahaman agama.

• Keamanan digital dan sensor informasi: Penyalahgunaan data dan privasi, serta sensor dan Islamofobia di platform digital.

• Ketimpangan akses teknologi: Kesenjangan digital antara kota dan desa, serta kurangnya literasi digital di kalangan da’i dan umat.

Solusi Mengatasi Tantangan

Untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut, Ustadz Rijaludin menawarkan beberapa solusi, antara lain:

• Meningkatkan literasi digital bagi para da’i.

• Mengoptimalkan media sosial untuk dakwah.

• Mendorong Islam moderat dan toleran.

• Memanfaatkan teknologi AI dan big data untuk dakwah.

Tahapan Kerja Dakwah Berkelanjutan

Ustadz Rijaludin juga memaparkan tahapan kerja dakwah berkelanjutan, mulai dari perbaikan diri sendiri hingga memerankan kepemimpinan dunia dengan menyebarkan dakwah.

Sebagai penutup, Ustadz Rijaludin memberikan semangat kepada para hadirin bahwa area dakwah saat ini sangat terbuka lebar, dan semakin berat tantangan, semakin besar pula pahalanya.

Share This

COMMENTS

Wordpress (0)
Disqus ( )
WHATSAPP