KERAJAAN PERLAK

KERAJAAN PERLAK

Oleh Agus Muhajir

 

Mungkin masih banyak yang mengira bahwa kerajaan Islam pertama di Indonesia adalah Kerajaan Samudera Pasai. Pada kenyataannya, kerajaan Islam pertama di Indonesia adalah Kerajaan Perlak yaitu sekitar abad ke-9 hingga abad ke-13. Kerajaan ini diperkirakan berdiri tahun 840-1292 Masehi, lebih dulu dibandingkan Samudera Pasai yang berdiri tahun 1267 Masehi.

Kerajaan ini terletak di wilayah Perlak, Aceh Timur, Nanggroe Aceh Darussalam. Raja Pertamanya adalah Sultan Alauddin Saiyid Maulana Abdul Aziz Syah. Meskipun Samudera Pasai lebih dikenal sebagai kerajaan Islam pertama, penelitian dan bukti sejarah menunjukkan bahwa Perlak sebenarnya lebih dulu berdiri sebagai kerajaan Islam.

Sumber sejarah tentang eksistensi kerajaan ini adalah pada naskah Kitab Idharul Haq Fi Mamlakatil Peureulak dan Tazkirah Thabakat Jumu Sultan as-Salathin. Beberapa bukti sejarah masih bisa dilihat hingga kini, antara lain mata uang kerajaan, makam Raja Benoa, dan stempel kerajaan.

Kerajaan Perlak mengalami masa kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Amin II (1230-1267 M), yang fokus pada pengembangan pendidikan Islam dan dakwah. Pendidikan di masa Kesultanan Perlak merupakan aspek yang sangat penting dan menjadi salah satu pusat penyebaran Islam di Nusantara.

Kerajaan Perlak mendirikan berbagai lembaga pendidikan seperti dayah atau pesantren, yang berperan penting dalam penyebaran ajaran Islam. Kerajaan ini dikenal sebagai pusat pendidikan Islam terkemuka di Asia Tenggara, menarik ulama dan cendekiawan untuk belajar dan mengajar. Pendidikan utama pada masa itu adalah mengajarkan berbagai disiplin ilmu agama seperti bahasa Arab, tauhid, tasawuf, akhlak, dan ilmu-ilmu keislaman lainnya.

Kitab-kitab agama yang diajarkan dan dibacakan di lembaga pendidikan, seperti kitab Al-Umm karya Imam Syafi’i, menunjukkan tingginya kualitas pendidikan di Perlak. Pendidikan di Perlak bertujuan untuk mencetak ulama yang ahli di bidang agama, yang diharapkan kemudian kembali ke masyarakat untuk menyebarkan ajaran Islam. Pendidikan di Perlak memberikan pengaruh yang luas dalam perkembangan Islam di Nusantara.

 

Kerajaan Perlak mulai mengalami kemunduran setelah wafatnya Sultan Makhdum Alauddin Malik Muhammad Amin Shah II, dan akhirnya bergabung dengan Kerajaan Samudera Pasai pada abad ke-13.

Berikut adalah beberapa faktor kemunduran Kerajaan Perlak. Yaitu perpecahan antara penganut Syiah dan Sunni dalam kerajaan menyebabkan perang saudara dan melemahkan stabilitas politik, setelah wafatnya Sultan Makhdum Alauddin Malik, terjadi kekosongan kepemimpinan dan persaingan antar keluarga kerajaan untuk mendapatkan kekuasaan.

Kemudian, Kerajaan Sriwijaya melakukan serangan ke Perlak tahun 988 M, yang menyebabkan gugurnya Sultan Alauddin Syed Maulana Mahmud Shah, dan Kerajaan Samudera Pasai yang semakin kuat dan makmur, menarik perhatian para pedagang dan akhirnya mengambil alih kekuasaan Perlak.

Banyak pelajaran yang dapat diambil oleh lembaga kita dari sejarah Kerajaan Perlak. Meskipun lembaga kita terdiri dari berbagai kalangan organisasi Islam, jangan sampai terjadi perpecahan di antara kita. Jika di masa yang akan datang nanti para pendiri dan generasi awal telah tiada, semoga tidak terjadi persaingan yang ambisius yang bisa melemahkan stabilitas lembaga. Meskipun di luar sana sudah banyak lembaga yang tumbuh layaknya jamur di musim hujan, semoga lembaga kita tetap kokoh layaknya kayu ulin yang seratnya seperti besi.

 

Share This

COMMENTS

Wordpress (0)
Disqus ( )
WHATSAPP