
Kunjungan Studi Tiru Madinatul Qur’an di Husnul Khotimah
Pondok Pesantren Husnul Khotimah menjadi tuan rumah kunjungan studi tiru dari Pesantren Tahfidz dan Dirosah Islamiyah Madinatul Qur’an, Depok, hari senin (20/1). Kunjungan ini berlangsung hangat dan penuh semangat berbagi ilmu, dengan tujuan mempererat silaturahmi sekaligus mendapatkan wawasan baru dalam pengelolaan pesantren.
Ketua umum Yayasan Husnul Khotimah Kuningan, KH. Mu’tamad, Lc., M.Pd. Al-Hafidz, dalam sambutannya menyampaikan bahwa Husnul Khotimah bercita-cita membangun generasi robbani yang mampu berperan sebagai kader dakwah di mana pun mereka berada. “Harapannya, apa pun profesi para santri kelak, mereka tetap berkomitmen dalam dakwah dan tarbiyah. Meski pesantren kami sudah berusia lebih dari 30 tahun, kami sadar masih banyak kekurangan dan akan terus belajar. Semoga dari kunjungan ini, kita dapat saling berbagi dan memberikan manfaat bersama,” ujar beliau.
Sementara itu, Ketua Yayasan Madinatul Qur’an, Dr. Sholihin Hadziq, M.PI, menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam atas penerimaan hangat dari pihak Husnul Khotimah. Beliau mengungkapkan, “Kami sangat bersyukur atas masukan, pengalaman, dan ilmu luar biasa yang diberikan oleh tim Husnul Khotimah. Studi banding ini adalah momen bagi kami untuk ‘ngangsu kaweruh’ ngilmu dari pesantren yang kami anggap sebagai kakak dan senior kami di organisasi MAPADI.”
Lebih lanjut, Dr. Sholihin Hadziq mengapresiasi prestasi Husnul Khotimah yang luar biasa, mulai dari fasilitas fisik yang lengkap, berbagai unit kegiatan, hingga jumlah santri yang mencapai lebih dari 4.000 orang serta alumni yang sudah lebih dari 8.000 orang. “Kami merasa berada di tempat yang sangat tepat untuk belajar. Apa yang kami pelajari hari ini Insya Allah akan kami terapkan sesuai kemampuan kami. Mudah-mudahan, ke depan kami bisa berkembang seperti Husnul Khotimah, meskipun harus kami lalui langkah demi langkah,” tambahnya.
Kegiatan kunjungan ini meliputi presentasi profil Pesantren Husnul Khotimah oleh Kadiv humas dakwah dan Mudir Pesantren, dilanjutkan dengan diskusi mendalam di berbagai unit tentang kepesantrenan, pengelolaan yayasan, sistem pendidikan, strategi penerimaan santri baru, hingga pengembangan ekonomi pesantren. Para peserta juga diajak berkeliling untuk melihat langsung fasilitas pesantren, seperti asrama, kantin, konveksi, ruang makan, dapur, dan berbagai unit lainnya.
“Kami akan terus belajar dengan semangat yang tidak pernah padam, tidak hanya kepada Husnul Khotimah tetapi juga kepada pesantren-pesantren lain yang menjadi inspirasi bagi kami. Semoga Allah memberikan keberkahan kepada kita semua,” tutup Dr. Sholihin Hadziq.