MELURUSKAN SISWA DENGAN DOA

MELURUSKAN SISWA DENGAN DOA

Guru tidak sekedar transformasi ilmu kepada siswa. Sebagai arsitek peradaban, di tangan guru (atas izin Allah) masa depan siswa. Perlu disadari, gelar yang disandang oleh guru bukan jaminan keberhasilan dalam pendidikan.

Sebagai manusia, guru hanya dapat berusaha. Selebihnya, hasil akhir dari usaha dalam pendidikan bergantung kepada Allah. Sikap yang terlalu yakin dengan kemampuan diri hingga mengabaikan-Nya akan membuat kehilangan kekuatan jiwa.

Dia-lah pengendali hati, membolak balikkan hati, mudah bagi-Nya menjadikan siswa berhasil dalam belajar. Karena itu, guru harus selalu dekat dengan Sang Pemilik hati, salah satunya melalui doa.

Ilmu sebagai pedoman, sarana dan prasarana pendidikan sebagai media, berhasil tidaknya pendi­dikan berada di tangan-Nya. Doa guru akan turut menentukan keberhasilan pendidikan. Karenanya, guru harus melibatkan Allah dalam mendidik siswa.

Melalui doa, rasa cinta dan kasih sayang kepada siswa akan semakin bertambah mekar dalam hati. Sebagai orang tua, guru harus selalu berdoa agar Allah meluruskan hati siswa. Nabi saw melarang orang tua mendoakan keburukan bagi siswa. Mendoakan keburukan adalah hal berbahaya, dapat mengakibatkan keburukan masa depan siswa (HR Abu Dawud).

Imam al-Ghazali menyebutkan, seseorang datang kepada Abdullah bin al-Mubarak untuk mengadukan perihal kedurhakaan anaknya. Ibnu Mubarak berkata, ”Pernahkah kamu mendoakan keburukan baginya?” Ia menjawab, ”Ya, pernah”. Ibnu Mubarak me­ngatakan, ”Engkau telah menghancurkannya”. Seharusnya, daripada engkau penyebab kehancurannya dengan mendoakan keburukan baginya lebih baik engkau menjadi penyebab kesalehannya dengan mendoakan kebaikan untuknya.

Doa menjadi senjata bagi seorang mukmin (HR Abu Ya’la), dan keberhasilan bagi guru dalam mendidik siswa menjadi sukses. Ilmu yang diajarkan menjadi ilmu yang bermanfaat, tenaga dan pikiran yang dikerahkan menjadi sedekah jariyah, dan siswa yang saleh akan selalu mendoakan untuknya (HR Muslim).

Ketahulilah bahwa tanggung jawab guru tidak sebatas di dunia, tetapi juga di akhirat. Karena itu, guru hendaknya selalu mendoakan untuk kesuksesan, kecerdasan, dan kesalehan siswa pada setiap waktu, terutama di sepertiga malam.

Untuk itu, wahai para guru, sudahkah engkau mengerahkan segala usaha yang diiringi dengan doa kepada Ilahi untuk kesuksesan siswa (di dunia dan di akhirat)?

TAGS
Share This

COMMENTS

Wordpress (0)
Disqus ( )
WHATSAPP