
KISAH CINTA ALI DAN FATHIMAH
Siapakah yang tak mengenal Ali bin Abi Thalib, sahabat Rasulullah dan sepupunya. Abu Thalib ayah dari Ali merupakan paman dan menjadi wali dari Rasulullah sejak wafatnya Abdul Muthalib, kakek dari Rasulullah. Sejak kecil Ali bin Abi Thalib berada pada pengasuhan dan didikan Nabi Muhammad SAW. Rasulullah ingin membalas kebaikan Abu Thalib yang juga pernah mengasuh, mendidik dan membesarkannya. Maka tak heran banyak keutamaan yang dimiliki Ali bin Abi Thalib dari keshalihan dan keluasan ilmunya berkat didikan dan keteladanan dari Rasulullah. Sahabat yang hampir tak pernah absen dalam setiap peperangan bersama Rasulullah ini kelak menjadi khalifah ke empat dari Khulafaurrasyidin.
Wanita yang kemudian menjadi pendamping Ali adalah Fathimah putri Rasulullah. Sahabiyah yang bergelar pemimpin wanita di syurga ini adalah seorang wanita sholihah, cerdas dan merupakan kesayangannya Rasulullah. Fathimah gadis yang dahulu pernah membersihkan jeroan unta yang ditaruh di atas punggung Rasulullah oleh kafir Quraisy ketika sedang shalat. Fathimah juga yang pernah mengobati luka di wajah Rasulullah di perang Uhud. Keshalihahan inilah yang memikat hati Ali bin Abi Thalib, namun perasaannya tak pernah diutarakan kepada Fathimah atau bahkan pada Rasulullah SAW.
Lama memendam rasa cinta pada Fathimah, hingga terdengar kabar Abu Bakar mendatangi Rasulullah. Ali akhirnya mengetahui bahwa maksud kedatangan Abu Bakar adalah untuk melamar Fathimah putri Rasul. Saat itulah Ali pasrah seandainya Rasulullah menerima lamaran sahabat dekatnya sebelum dan setelah Islam. Karena Ali sangat faham keutamaan Abu Bakar dengan kedermawanan dan kebijaksanaannya. Namun ternyata lamaran Abu Bakar pun ditolak oleh Rasulullah. Penolakan tersebut tidaklah membuat Abu bakar kecewa, karena keinginan Abu Bakar yang utama melamar Fathimah adalah agar semakin dekat hubungannya dengan Rasulullah, dan keinginan itupun terpenuhi ketika Rasulullah menikahi Aisyah putri Abu Bakar.
Setelah merasa tenang karena lamaran Abu Bakar ditolak, Ali mendengar kabar lagi bahwa ada sahabat utama yang memiliki keinginan yang sama dengan Abu Bakar. Ialah sahabat Umar bin Khattab, sahabat yang meiliki keutamaan baik dari sisi kekuatan, keberanian maupun kecerdasan, Sahabat yang disegani kawan maupun lawan. Ali pun sempat pasrah seandainya Umar lah yang akhirnya menjadi suami dari Fathimah putri Rasul. Namun sama halnya dengan Abu Bakar, lamaran Umar pun ditolak oleh Rasulullah.
Mengetahui lamaran Umar ditolak, menjadi tenanglah hati Ali. Munculah keinginan Ali untuk melamar Fathimah, meski di sisi lain Ali merasa khawatir lamarannya ditolak karena merasa di bawah level sahabat yang melamar Fathimah sebelumnya. Apalagi secara finansial Ali masih termasuk yang kekurangan. Namun dengan kebulatan tekadnya, Ali pun memberanikan diri untuk melamar Fathimah. Sesampainya di rumah Rasulullah, Ali pun menyampaikan maksud hatinya untuk melamar putri kesayangan Rasulullah tersebut. Setelah mengetahui maksud kedatangan Ali, Rasulullah pun menemui Fathimah dan menanyakan, apakah Fathimah menerima lamaran dari Ali bin Abi Thalib. Ternyata Fathimah hanya terdiam, dan Rasulullah menganggap diamnya Fathimah adalah isyarat bahwa lamaran Ali diterima.
Tidak lama setelah lamaran Ali diterima, Rasulullah pun menetapkan waktu pernikahan putrinya tersebut. Akhirnya Ali menikahi Fathimah dengan mahar baju zirah perangnya, karena hanya itulah harta yang dimiliki dan memungkinkan untuk diberikan oleh Ali. Setelah pernikahan, Fathimah menyampaikan kepada Ali, bahwa sesungguhnya ada laki-laki yang sebenarnya sudah disukai oleh Fathimah sebelum pernikannya, dan laki-laki tersebut adalah pemuda yang sekarang menikahinya. Ternyata selama ini Fathimah memendam rasa sukanya kepada Ali, sebagaimana Ali memendam rasa sukanya kepada Fathimah. Mereka berdua tidak pernah mengumbar rasa sukanya kepada yang lain, meskipun sebenarnya mereka bisa menyampaikan hal tersebut kepada Rasulullah. Mereka hanya mengadukan rasa mereka kepada sang pemberi rasa cinta yaitu Allah SWT. Hingga akhirnya Allah lah yang mempertemukan mereka dalam ikatan pernikahan.