
PENDIDIKAN RAMAH ANAK
Oleh Imam Nur Suharno
Gagasan pendidikan ala militer untuk siswa nakal telah memantik pro dan kontra di tengah masyarakat. Sebenarnya sah-sah saja, namun akan lebih bijak jika gagasan tersebut diawali dengan kajian yang mendalam dan holistik.
Mengapa tidak digagas pendidikan ramah bagi anak? Pendidikan ramah anak adalah pendekatan pendidikan yang mengutamakan kesejahteraan, hak, dan kebutuhan anak dalam proses pembelajaran, menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan optimal dan pembentukan karakter positif.
Pendidikan ramah anak bertujuan untuk menjamin hak-hak anak, mencegah kekerasan, diskriminasi, dan perlakuan salah, serta mendukung partisipasi anak dalam perencanaan dan kebijakan pendidikan. Mari kita simak kisah berikut ini pendidikan ramah bagi anak.
Aisyah RA mengisahkan, “Suatu ketika seorang wanita miskin datang menemuiku dengan membawa dua anak perempuannya. Wanita tersebut memberikan kepada masing-masing anaknya sebuah kurma (yang aku berikan) dan satu lagi sudah hendak ia makan. Pada saat itulah kedua anaknya meminta kurma yang akan dimakannya itu. Maka ia pun membelah kurma itu kemudian dibagikan kepada keduanya. Aku tersentuh melihat kebijaksanaan wanita itu. Maka aku ceritakan peristiwa itu kepada Rasulullah SAW, dan beliau menimpali, “Karena kurma itu, Allah telah memastikan surga untuknya, atau menyelamatkannya dari api neraka.” (H.r. Muslim).
Kisah di atas mengajarkan kepada kita para orang tua di rumah dan guru di sekolah agar dapat menerapkan pendekatan kasih sayang (ramah anak), bukan dengan kekerasan. Hal itu sesuai dengan pendidikan Islam, yaitu Islam menekankan pola pendidikan kasih sayang. Sebab, jika sedikit dikasari anak akan menjauh dari kita (baca Alquran surat Ali Imran [3] ayat 159).
Karena itu, ajarkan anak dengan cinta dan kasih sayang serta ramah. Ajarkan anak berdoa agar terbiasa bersandar pada Allah; ajarkan berterima kasih agar terbiasa menghargai; ajarkan kata maaf agar terbiasa memperbaiki; ajarkan berbagi agar terbiasa menyayangi; ajarkan menolong agar terbiasa jauhi sombong.
Ajarkan kemandirian agar terbiasa bermental kuat; ajarkan keberanian agar terbiasa membela kebenaran; ajarkan berkata lembut agar terbiasa santun; ajarkan kejujuran agar terbiasa siap menanggung resiko; ajarkan kesederhanaan agar terbiasa apa adanya.
Ajarkan memotivasi diri agar terbiasa tak menyerah; ajarkan jawab pertanyaan agar terbiasa mencari solusi; ajarkan cinta baca dan ilmu agar terbiasa dekat dengan kebaikan; dan ajarkan dan berikanlah cinta agar ia akan terbiasa menyintai.
Begitu penting peran kasih sayang dalam pengembangan ruh dan keseimbangan jiwa anak. Teguh tidaknya pendirian dan kebaikan perilaku anak bergantung sejauh mana kasih sayang yang diterimanya. Kasih sayang ini menyebabkan kelembutan sikap anak. Anak yang tumbuh dalam keluarga yang penuh kasih sayang memiliki kepribadian mulia, suka mencintai orang lain dan berperilaku baik dalam masyarakat.
Semoga Allah membimbing kita para orang tua dan guru agar mampu mendidik anak dengan penuh kasih sayang sehingga dapat membentuk karakter dan kepribadian anak. Amin.

