
LITERASI ISLAM: PONDASI SPIRITUAL MUSLIMAH
Oleh Husnul Khotimah
Literasi menjadi bagian terpenting bagi kehidupan manusia. Tidak hanya untuk kalangan remaja, tetapi untuk semua kalangan, dari anak-anak hingga orang tua. Terlebih di zaman yang semakin canggih dan modern ini, literasi menjadi bagian yang harus ada dan menjadi bagian integral dalam kehidupan. Tanpa literasi, manusia akan tertinggal zaman.
Di tengah derasnya arus modernisasi, Muslimah dituntut untuk tetap teguh memegang nilai-nilai Islam sekaligus mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman. Salah satu kunci utama untuk itu adalah literasi. Namun bukan sekadar literasi umum yang sebatas membaca dan menulis, melainkan literasi Islam, yakni pemahaman mendalam terhadap Al-Qur’an, hadis, serta ilmu-ilmu yang lahir darinya. Literasi Islam inilah yang menjadi pondasi spiritual bagi Muslimah dalam membangun jati diri, menjaga iman, dan berkontribusi bagi peradaban.
Wahyu pertama perintah membaca: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al-‘Alaq: 1–5).
Ayat ini menegaskan bahwa literasi bukan hanya keterampilan duniawi, tetapi perintah langsung dari Ilahi yang menjadi pintu gerbang peradaban Islam. Bagi seorang Muslimah, kemampuan membaca, memahami, dan mengamalkan ilmu, khususnya yang bersumber dari Al-Qur’an dan sunnah, akan menentukan kualitas hidupnya.
Literasi Islam membantu Muslimah memahami agamanya secara lebih mendalam. Dengan membaca dan mengkaji Al-Qur’an, Muslimah akan menemukan jawaban dari berbagai persoalan hidup. Muslimah yang menjadikan Al-Qur’an sebagai literasi utama akan lebih peka terhadap halal dan haram, lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan, serta mampu menjaga ibadahnya dengan benar.
Literasi Islam mendorong kesejahteraan dan kemandirian. Islam mengajarkan bahwa ilmu adalah kunci kesejahteraan, baik dunia maupun akhirat. Muslimah yang memiliki literasi Islam mampu memahami prinsip-prinsip muamalah, termasuk literasi keuangan syariah, sehingga dapat mengatur rezeki sesuai syariat dan menjauhi praktik riba.
Literasi Islam membentuk akhlak dan kecerdasan sosial. Literasi Islam bukan hanya tentang ilmu kognitif, tetapi juga membentuk akhlak dan karakter. Muslimah yang memahami literasi Islam akan menjadikan ilmu sebagai pengarah sikap. Ia menjaga lisannya dari ghibah, menghindari fitnah, dan berhati-hati dalam menggunakan media sosial. Di era digital yang penuh dengan misinformasi dan hoaks, literasi Islam melatih Muslimah untuk berpikir kritis namun tetap santun, sehingga dapat menggunakan teknologi sebagai sarana dakwah dan penyebaran kebaikan.
Literasi Islam dan kontribusi muslimah dalam masyarakat. Muslimah adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya. Dengan literasi Islam yang baik, seorang ibu mampu menanamkan iman, akhlak, dan kecintaan terhadap ilmu sejak dini. Muslimah yang berilmu tidak hanya berperan dalam lingkup keluarga, tetapi juga menjadi agen perubahan dalam masyarakat. Mereka bisa menjadi guru, pendakwah, pemimpin komunitas, bahkan penggerak sosial-ekonomi yang berbasis nilai Islam.
Literasi Islam adalah pondasi spiritual yang meneguhkan langkah Muslimah di tengah tantangan zaman. Dengan literasi Islam, Muslimah tidak hanya berilmu, tetapi juga berakhlak; tidak hanya cerdas, tetapi juga beriman; tidak hanya mandiri, tetapi juga bermanfaat.

