
WASPADA, OPTIMIS, DAN YAKIN
(Bincang Bersama Presiden ISLAH, Muhammad Husen, PhD)
Bagaimana tanggapan Presiden ISLAH menjelang wisuda angkatan ke-28 yang mencatatkan pencapaian luar biasa, yakni 229 santri diterima di perguruan tinggi negeri dan 36 santri melanjutkan ke Mesir? Dan bagaimana Presiden menyambut para adik kelas agar menjadi satu kesatuan yang bersinergi membangun negeri serta Husnul Khotimah tercinta?
“Ini adalah bagian dari rangkaian kesuksesan pembinaan di Husnul Khotimah. Saya melihat bagaimana kerja-kerja lembaga ini telah menciptakan hasil yang nyata dan tidak terbantahkan. Fakta bahwa ratusan santri diterima di berbagai perguruan tinggi ternama, baik dalam negeri maupun luar negeri seperti Mesir, adalah bukti nyata keberhasilan tersebut. Namun, ini bukan akhir. Ini adalah pondasi awal. Keberhasilan ini harus disertai dengan kolaborasi kuat antara santri, alumni, dan lembaga.”
“Sebagai Presiden ISLAH, saya telah sampaikan dalam forum Paturay Tineung bahwa kita semua harus terus berkoordinasi. ISLAH memiliki dua peran utama: pertama, membangun ukhuwah Islamiyah antaralumni, membimbing dan mendampingi mereka melalui forum diskusi, pembinaan, dan arahan. Kedua, ISLAH harus bersinergi dan berkolaborasi aktif dengan lembaga Husnul Khotimah. Ini menjadi tugas besar kita sebagai alumni agar lembaga ini terus tumbuh dan memberi kontribusi nyata bagi umat.”
“Saya mengajak seluruh alumni untuk kompak, bersatu, dan berkontribusi membesarkan Husnul Khotimah. Lembaga ini telah mengeluarkan banyak aset berharga, dan sudah saatnya kita bersinergi untuk memperkuat dan menguatkannya.”
Ada empat wasiat dari para mu’assis. Bisa dijelaskan wasiat yang keempat dan realisasinya bagi alumni?
“Salah satu wasiat penting dari mu’assis adalah attarobuth ma’a man ‘amila lil Islam, yaitu bagaimana seorang alumni tetap berada dalam lingkaran amal Islami. Kami ingin memastikan alumni angkatan ke-28 yang baru lulus ini tidak hanya selesai di tahap akademik, tetapi juga menjadi bagian dari pejuang dakwah dan amal Islami di masyarakat.”
“Inilah PR besar kami. Ketika para santri keluar dari Husnul Khotimah, mereka akan menghadapi berbagai dinamika dan tantangan. Maka, penting bagi kami –ISLAH– untuk memastikan alumni tetap terhubung, saling mengingatkan, dan menjaga semangat ukhuwah. Kita ingin mereka tetap berada dalam bingkai attarobuth tadi, melalui langkah-langkah strategis yang telah dan sedang kami rancang.”
“Alhamdulillah, sekitar 90% alumni masih berada dalam lingkaran ISLAH. Sisanya adalah amanah bagi kami untuk dijangkau kembali. Kami ingin mereka tetap menjadi bagian dari komunitas alumni yang aktif, solid, dan Islami.”
Lalu bagaimana ISLAH menjangkau alumni yang tidak melanjutkan kuliah?
“Kami sangat terbuka. Bagi alumni yang tidak melanjutkan pendidikan, kami akan tetap menyapa dan membina. Misalnya, jika ada kendala ekonomi, kami siap menjembatani mereka untuk masuk ke dunia kerja. Kami memiliki jaringan alumni yang luas dan siap memberikan peluang kerja, rekomendasi, dan bahkan membuka usaha bersama sebagai bentuk dukungan nyata.”
“Hubungan antaralumni ini telah melahirkan kekuatan ekonomi yang luar biasa. Koneksi ini menjadi salah satu potensi besar ISLAH yang terus kami rawat.”
Apa pesan untuk santri-santri yang baru lulus tahun ini?
“Adik-adikku, kalian akan memulai perjalanan panjang yang penuh tantangan dan misteri. Namun, jangan takut. Kalian tidak sendirian. Kami di ISLAH hadir untuk mendampingi, membimbing, dan membersamai kalian menuju masa depan yang lebih baik.”
“Masing-masing dari kalian memiliki impian. Kita akan berusaha mewujudkannya dengan syarat kita tetap bersama, menjaga silaturahim, saling menyapa, saling menguatkan. Ketika kesibukan dunia mulai datang, jangan lupakan komunitas ini. Kami ada, dan insya Allah, siap memberikan solusi.”
Terakhir, jika diminta tiga kata untuk mewakili semangat alumni dalam bersinergi membangun negeri dan memperkuat lembaga Husnul Khotimah, apa kata-kata yang paling tepat dan mudah diingat?
“Tiga kata yang saya pilih adalah: Waspada, Optimis, dan Yakin. Waspada terhadap berbagai serangan akidah dan moral yang ada di luar sana. Optimis karena kita telah dibekali nilai-nilai tauhid dan amal Islami dari Husnul Khotimah. Yakin bahwa dengan bekal itu, insya Allah, semua impian dan cita-cita kalian bisa terwujud, meski badai dan ujian menghadang.”

