Apa yang Menjaga Kita Tetap Melangkah?

Apa yang Menjaga Kita Tetap Melangkah?

Oleh Sinta Hoerun Nisa

 Kita semua pasti pernah merasa sangat termotivasi. Setelah melihat video inspiratif atau membaca kisah sukses seseorang. Rasanya ingin cepat berubah dan meraih semua target dalam hidup. Tapi, beberapa hari kemudian, semangat itu menghilang. Kita kembali pada kebiasaan lama.

Sebenarnya, apa sih yang kita butuhkan untuk berhasil? Motivasi membara? Atau justru sesuatu yang lebih tenang namun konsisten seperti persistensi?

Motivasi merupakan suatu dorongan emosional untuk melakukan sesuatu. Dorongan yang berasal dari dalam diri seperti keinginan untuk berkembang atau berhasil, dan yang datang dari luar seperti pujian atau tekanan sosial.

Masalahnya, motivasi tidak selalu bisa diandalkan. Kadang kita merasa semangat, kadang tidak. Ia sangat dipengaruhi oleh suasana hati, lingkungan, atau hal lainnya. Karena itu, jika hanya mengandalkan motivasi, kita cenderung mudah berhenti di tengah jalan.

Berbeda dengan motivasi, persistensi adalah kemampuan untuk terus berusaha, bahkan saat hati tidak sedang bersemangat. Ini bukan hanya soal perasaan, tapi juga soal komitmen. Persistensi membuat seseorang tetap berlatih meski letih dan tetap  muroja’ah walau sedang lelah.

Sederhananya, motivasi ibarat nyala api unggun yang terang, membara dan menghangatkan, namun ia cepat padam jika tidak dijaga. Sedangkan, persistensi itu seperti bara api yang tersembunyi di balik abu, tidak terlihat tapi tetap panas, tetap hidup dan bisa menyalakan api yang baru. Motivasi memulai kobaran api dan persistensi yang menjaga bara tetap menyala.

Motivasi bagus untuk memulai. Tapi persistensi yang menjaga seseorang tetap berada di jalurnya. Kita tidak perlu selalu semangat, kita hanya perlu terus melangkah.

Jika melihat orang sukses dalam bidang apapun mereka bukan orang yang selalu termotivasi, tapi mereka yang tidak berhenti. Lantas, bagaimana agar kita bisa konsisten menjaga persistensi? Setidaknya empat langkah praktis yang bisa kita lakukan.

Pertama,  ingat tujuan besar kita. Tulis tujuan dan tempel di tempat yang mudah terlihat. Saat rasa malas datang, baca dan ingat alasan kita memulainya.

Kedua, latih mentalitas, tidak ada pilihan selain melangkah. Banyak orang berhenti karena memilih pilihan untuk menyerah. Tetapi jika kita menanamkan dalam diri bahwa mundur bukan pilihan, kita akan terus bergerak maju.

Ketiga, mulai dari hal kecil. Mulailah dari hal sederhana, seperti membaca satu halaman buku setiap hari. James Clear, dalam bukunya Atomic Habits, mengatakan bahwa semua hal besar berasal dari awal yang kecil. Benih dari setiap kebiasaan adalah keputusan kecil.

Terakhir, buat sistem. Jika kita membangun sistem yang mendukung kebiasaan baik, kita akan terus maju meski sedang tidak termotivasi. Contohnya, dengan menyiapkan mushaf di dekat tempat tidur untuk membacanya sebelum tidur. Dengan cara ini, kita tidak perlu bergantung pada mood atau motivasi.

Dalam hidup ini, kita akan sering kehilangan semangat. Tapi jika kita terus melangkah, maka kita akan tetap bergerak hingga sampai pada tujuan. Mari mulai latih persistensi. Apa satu hal kecil yang bisa kita lakukan hari ini dan terus kita ulang esok hari, lusa, dan seterusnya?

Share This

COMMENTS

Wordpress (0)
Disqus ( )
WHATSAPP