Halaqah Tarbawiyah: Membangun Generasi Rabbani di Pesantren Husnul Khotimah

Halaqah Tarbawiyah: Membangun Generasi Rabbani di Pesantren Husnul Khotimah

Di tengah kesibukan aktivitas pesantren, para guru dan pegawai Pesantren Husnul Khotimah Kuningan secara rutin menyempatkan diri untuk mengikuti halaqah tarbawiyah. Kegiatan ini menjadi wadah bagi mereka untuk meningkatkan pemahaman agama, memperbaiki diri, dan memperkuat ukhuwah.

Pada Rabu, 5 Maret 2025, salah satu kelompok halaqah mengadakan pertemuan rutin mereka. Ustadz Alhiqni mendapat giliran untuk menyampaikan kultum, yang kali ini membahas hadits ke-11 dari Kitab Al-Arba’in An-Nawawi, yaitu tentang menjauhi perkara syubhat.

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, Da’ maa yaribuka ilaa maa laa yaribuka, yang artinya, tinggalkan apa yang meragukanmu dan beralihlah kepada apa yang tidak meragukanmu,” jelas Ustadz Alhiqni. Ia menekankan pentingnya sikap wara’, yaitu menjauhi hal-hal yang tidak bermanfaat atau meragukan, dan memilih hal-hal yang mendatangkan manfaat.

Lebih lanjut, Ustadz Alhiqni menjelaskan bahwa hadits ini mengajarkan beberapa poin penting, menjauhi syubhat, memilih yang Jelas, serta sikap wara’. “Hadits ini adalah hadits yang sangat penting untuk diamalkan oleh setiap Muslim,” tegas Ustadz Alhiqni.

Testimoni Peserta Halaqah

H. Zaenal Asikin, salah satu peserta halaqah, mengungkapkan kesan mendalam terhadap kegiatan ini. Menurutnya, halaqah telah meningkatkan pemahaman keislamannya secara komprehensif dan memotivasi diri untuk berperilaku lebih islami.

“Awalnya, saya menganggap halaqah hanya sebatas menggugurkan kewajiban. Namun, ternyata banyak sekali hikmah yang bisa diambil,” ujarnya. Ia juga menekankan pentingnya mengupgrade dan mengamalkan ilmu yang didapat dalam kehidupan sehari-hari dan istiqomah dalam berdakwah melalui saran halaqah.

Senada dengan H.  Zaenal, Ustadz Zarkasih, peserta halaqah lainnya, bersyukur atas kesempatan yang diberikan Pesantren Husnul Khotimah untuk mengikuti tarbiyah. Ia merasa halaqah telah menambah wawasan keislamannya, terutama karena latar belakang pendidikannya yang bukan dari pesantren.

Peran Halaqah dalam Mencetak Dai Berkualitas

Ustadz H. Imam Nur Suharno, pembina halaqah, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya Pesantren Husnul Khotimah untuk mencetak dai berkualitas. Ia mengibaratkan halaqah sebagai “mobil Katana” yang mampu beradaptasi dan mencapai tujuan, yaitu kasbul maisyah (mencari nafkah), tanmiatul kafaah (mengembangkan diri), dan nasrud dakwah (menyebarkan dakwah).

“Katana, yang merupakan singkatan dari “kasbul maisyah, tanmiyat al kafaah, nasrud dakwah”, melambangkan kemampuan untuk mencari nafkah, mengembangkan diri, dan menyebarkan dakwah.” katanya.

“Filosofinya, karena visi HK adalah menjadi lembaga pendidikan Islam yang berkualitas, sebagai kontributor terdepan dalam mencetak kader dai,” ujar Ustadz Imam Nur Suharno. “Jadi HK ini, ingin mencetak dai sebanyak mungkin, maka mesti SDM-nya harus da’i, karena tidak mungkin jika dia bukan dai bisa melahirkan da’i, dengan 10 muwasafat itu, yang dari salimul aqidah sampai kepada yang ke-10, nafi’un lighairihi, berarti kita harus menjadi da’i, agar bisa melahirkan da’i yang banyak.”

“Jadi kalau kita membeli air aqua, maka pasti kita mendapatkan sedotannya, namun kalau kita membeli sedotan, jangan bermimpi dapat air aqua-nya, jadi istilahnya kalau istilah sekarang, menyelam sambil nangkap ikan, bukan nyari ikan. berarti ikannya sudah ada, tinggal ambil.”
Ustadz Imam berharap agar halaqah ini menjadi kelompok yang produktif, dinamis, dan ceria, serta mampu menginspirasi kelompok halaqah lainnya.

“Mari kita yakin bisa, yakin bisa-bisa dan bisa, dan terakhir bisa. Insya Allah yakin masuk surga bersama,” pungkasnya.

Share This

COMMENTS

Wordpress (0)
Disqus ( )
WHATSAPP