Peran Gen Z dalam Mengisi Kemerdekaan: Dari Digitalisasi hingga Aksi

Peran Gen Z dalam Mengisi Kemerdekaan: Dari Digitalisasi hingga Aksi

Oleh Linda Haryanti
Alumni STISHK sedang Pengabdian di Divisi Humas dan Dakwah Pesantren Husnul Khotimah, Kuningan, Jawa Barat
Momentum Agustusan atau hari perayaan 17 Agustus yang diadakan setiapa tahunnya menjadi ajang bagi masyarakat Indonesia khususnya bagi kaum muda untuk kembali mengingat perjuangan para pendahahulu dalam memperjuangkan kemerdekaan. Kemerdekaan Indonesia yang telah diraih sejak 17 Agustus 1945 bukan akhir dari perjuangan, melainkan titik awal untuk membangun masa depan bangsa.
Di era modern ini, tongkat estafet perjuangan dipegang oleh Generasi Z (Gen Z). Mereka tumbuh dalam arus cepat digitalisasi sehingga melek teknologi, adaptif, kritis, dan terbuka terhadap perubahan membuat mereka menjadi kekuatan besar dalam menjawab tantangan zaman.
Karena itu, memberikan ruang kesempatan untuk mereka ikut kontribusi dalam mengisi kemerdekaan dapat dimaknai sebagai bentuk perjuangan dan penerimaan terhadap pembaharuan demi mencapai perubahan besar. Peran strategis Gen Z dalam mengisi kemerdekaan.
Pertama, mengoptimalkan teknologi untuk inovasi positif. Gen Z dikenal sebagai generasi digital native. Mereka dapat mengisi kemerdekaan dengan menciptakan inovasi digital seperti aplikasi edukasi, platform bisnis online, atau mengembangkan konten edukatif di YouTube, TikTok, dan Instagram yang menyebarkan wawasan, motivasi, dan nilai budaya Indonesia. Contohnya, platform seperti Ruang guru yang dirintis anak muda Indonesia yang menawarkan pembelajaran berbasis kurikulum melalui video tutorial interaktif yang dapat diakses semua kalangan. Hal tersebut menunjukkan bagaimana kaum muda ikut berkontribusi di bidang pendidikan dengan mengoptimalkan teknologi sebagai wujud dari mengimplementasikan UUD 45 yakni mencerdaskan kehidupan bangsa.
Kedua, menjadi agen literasi dan anti hoaks. Dalam era di mana informasi mudah tersebar, kita perlu berlatih pemahaman yang kritis dan bijak terhadap apa yang kita konsumsi. Kita harus mampu membedakan antara berita palsu dan fakta yang terverifikasi. Gen z punya peran vital dalam memerangi hoaks yang berpotensi merusak persatuan. Dengan keterampilan digital yang mereka miliki, maka memfilter informasi dengan cara memberikan edukasi di media sosial sudah sewajarnya harus dilakukan dan mengajarkan masyarakat bijak dalam literasi digital. Dalam hal ini gen z berperan sebagai pembentuk ekosistem diskusi yang mengajarkan bahwa setiap berita yang diterima harus di cek keabsahannya terlebih dahulu sebelum disebarluaskan.
Ketiga, aktif dalam isu sosial dan lingkungan. Gen Z dikenal vokal dalam menyuarakan isu-isu sosial dan lingkungan. Melalui media sosial dan aksi nyata, mereka dapat menggerakkan komunitas untuk peduli dan bertindak. Salah satu contoh nyata yaitu aksi pemuda Pandawara group, konten kreator yang peduli terhadap lingkungan melalui gerakan membersihkan pantai atau pun sungai kotor di Indonesia. Aksi tersebut menjadi viral dan menginspirasi banyak orang terutama masyarakat Indonesia untuk lebih peduli terhadap lingkungan. Melalui hal kecil yang bernilai positif di lingkungan sekitar, kita dapat berkontribusi pada perubahan besar yang lebih luas. Partisipasi ini adalah bentuk nyata pemuda dalam mengisi kemerdekaan dengan menjaga keberlanjutan bangsa dan bumi sebagai warisan untuk generasi mendatang.
Keempat, menjaga dan mempromosikan budaya lokal. Di tengah derasnya budaya asing, Gen Z bisa menjadi penjaga budaya bangsa dengan cara kreatif misalnya melalui konten seni, musik, fashion, dan kuliner tradisional yang dikemas modern. Saat ini banyak influencer muda yang mempromosikan makanan tradisional Indonesia dari berbagai daerah melalui konten foto maupun video estetis. Strategi ini tentunya berperan penting dalam memperkenalkan kuliner nusantara kepada masyarakat luas. Di bidang fashion, penggunaan batik saat ini berkembang pesat di kalangan gen z atau generasi muda. Kita jangan lupa mencintai kebudayaan Indonesia seperti mengenakan batik dan pakaian adat baik dalam perayaan atau hari besar tertentu sehingga tumbuh rasa bangga terhadap jati diri sebagai bangsa Indonesia.
Mengisi kemerdekaan bukan sekadar simbolik. Kemerdekaan bukan soal upacara, atau menggunakan atribut merah putih. Mengisi kemerdekaan artinya membangun bangsa Indonesia melalui kontribusi nyata dengan ilmu dan kemampuan yang dimiliki dan sesuai peran masing-masing. Bagi Gen Z, itu bisa dimulai dari hal kecil: semangat belajar, aktif dalam kegiatan positif, bangga dan mencintai produk lokal. Jangan tunggu jadi hebat untuk kontribusi tapi mulai dari yang kamu bisa, meski sedikit tapi berdampak pada negeri.
Perjuangan generasi terdahulu adalah fondasi bagi kita hari ini. Kini saatnya Gen Z untuk melanjutkan perjuangan melalui partisipasi aktif dalam pembangunan bangsa di era digital. Gen z itu bukan sekedar pewaris kemerdekaan tapi pelaku sejarah yang akan merubah dan membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih maju dan bermartabat.
Share This

COMMENTS

Wordpress (0)
Disqus ( )
WHATSAPP