
Air Minum
Manusia hampir setiap hari bahkan setiap jam merasakan dan menikmati air yang segar dan menyejukkan tenggorokan. Lalu pernahkah kita sejenak merenung dan berfikir tentang air yang kita minum?
Hal tersebut telah diwahyukan Allah swt dalam surah Al-Waqiah ayat 68-70 yang akan kita bahas.
“Pernahkah kamu memperhatikan air yang kamu minum?”
Pada ayat ke-68, manusia disuruh memperhatikan air yang dia minum. Air ialah kebutuhan mutlak bagi kehidupan manusia. Manusia tahan kalau tidak makan berhari-hari misalnya karena demam atau sakit. Tetapi, manusia tidak tahan jika tidak minum dalam beberapa hari karena akan dehidrasi sehingga dapat menimbulkan keletihan dan kematian. Maka, terungkaplah bahwa air benar-benar menjadi kunci kehidupan manusia, bahkan semua makhluk hidup yang ada di bumi. Pada ayat ini manusia disuruh untuk memikirkan dan merenungkan tentang air yang selalu dia minum itu.
Pada ayat selanjutnya, kita diajak berfikir : _”kamukah yang menurunkannya dari langit ataukah Kami yang menurunkan?”_, hujan yang akan turun terlebih dahulu berkumpul dalam awan. Setelah awan itu berat dan tebal, barulah dia turun ke bumi menjadi hujan. Ada hujan yang turun mengalir pada gunung-gunung dan bukit-bukit yang tinggi dan setengahnya masuk ke dalam bumi dan menggenang di bawahnya. Yang mengalir di atas itulah yang membasahi dan menyuburkan permukaan bumi. Yang meresap ke dalam bumi, itulah yang menjadi sumur dan telaga. Tidak ada sumur jika tidak ada hujan, dan tidak akan subur bumi ini jika tidak ada air yang mengalir di atasnya.
Maka datanglah peringatan pada ayat ke-70 dari Tuhan, _”Sekiranya Kami menghendaki, niscaya Kami jadikannya asin” (pangkal ayat ke-70). Jika itu terjadi maka sengsaralah manusia karena tidak dapat minum. Allah memberi peringatan tentang hal ini kepada kita bahwa dia Maha Kuasa membuat air yang asin menjadi tawar.
Fikirkanlah oleh kita, air laut yang asin naik ke langit membentuk awan, tetapi ketika awan itu menurunkan hujan yang turun ialah air tawar. Kita disuruh untuk memikirkan hal yang demikian, untuk memperdalam keyakinan kita betapa kasih sayang Allah kepada kita. Dengan demikian alangkah tepatnya kita bersyukur dan berterima kasih.
Pada ujung pembahasan, kita diajak untuk bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan, yang menciptakan dari air laut yang asin itu awan, lalu awan tersebut menurunkan hujan yang airnya tawar. Hujan tersebut ditumpahkan di daerah yang membutuhkannya sebab kasih sayang Allah kepada makhluknya.
Oleh sebab itu, kita dianjurkan untuk bersyukur atas nikmat tersebut yang tertuang dalam sebuah hadits yang dirawikan oleh Ibnu Abi Hatim, bahwasanya Nabi Muhammad saw., bila beliau minum, biasa membaca:
اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِىْ جَعَلَهُ عَذْبًا فُرَاتًا بِرَحْمَتِهِ وَلَمْ يَجْعَلْهُ مِلْحًا اُجَاجًا بِذُنُوْبِنَا
_”Segala puji bagi Allah yang memberi kita minum air yang tawar dan sejuk dengan rahmatNya, dan tidak dijadikan asin dan pahit karena dosa kita”._
Refrensi : Tafsirul Azhar, karya Prof. Dr. Haji Abdul Malik bin Abdul Karim Amrullah, MA {Buya Hamka} (Jilid 9, Juz 27)