
Eksistensi
Yang paling bisa menjelaskan Kairo dan Mesir pada saya secara gamblang, adalah Pemilik Kitab ‘Husnul Muhadharah fî Akhbâr Mishr wal Qâhirah’, siapa lagi kalau bukan Imam Jalaluddin Asy Suyuthi. Buku tebal itu membuat siapapun yang tinggal di Mesir —dengan segala kelebihan dan kekurangannya— akan merasa percaya diri penuh dan bangga atas kemesirannya.
Barangkali Imam Suyuthi memang tahu betul bahwa negeri yang ia pijak itu menyimpan legenda bertubi-tubi. Beliau selama hidupnya mengajar di Masjid Zahir Baybars, dan menjadi seorang Ulama besar di Kairo.
Dan siapapun yang belajar sejarah akan tahu, siapa yang jadi Ulama besar di Kairo pada fase setelah jatuhnya Baghdad, artinya ia menjadi Ulama yang didengarkan oleh Dunia Islam Internasional. Karena, sebakda Baghdad menjadi abu oleh Mongol, menara ilmu dan jihad berpindah ke Kairo yang perwira itu.
Suatu hari, ada satu kalimat Imam Asy Suyuthi yang saya baca, dan kalimat terngiang berhari-hari lamanya di kepala. Dalam kitabnya, ‘Târikh Al Khulafâ’, Imam Suyuthi menulis,
“Siapa yang ingin kokoh eksistensinya, maka hendaklah ia terbiasa menghadapi problematika.”
Ini kaidah yang singkat tapi sungguh hebat. Sebab faktanya memang nyata; manusia-manusia besar dalam panggung sejarah, tokoh-tokoh penentu arah, dan bangsa-bangsa yang jayanya ke penjuru arah, adalah mereka yang dapat bertahan walau digempur dengan problematika demi problematika.
Orang yang akan eksis, bukan mereka yang cepat sampai di tangga kesuksesan tanpa penat. Melainkan mereka yang tetap tak kehilangan antusiasme setelah jatuh dan jatuh.
Untuk itulah mengapa banyak sekolah-sekolah pondok pesantren yang dengan sengaja “merencanakan penderitaan” untuk santrinya, sebab para Kyai tahu kaidah ini, para pemimpin umat adalah mereka yang mampu melakukan hal-hal sebesar-besarnya walau dengan modal seminimal-minimalnya.
Buat kamu yang sedang ditinju masalah dari segala arah. Pukulan yang tak membuatmu mati justru akan membuatmu lebih kuat. Dan membuat eksistensimu kokoh di masa depan nanti. Sebagaimana pahlawan-pahlawan kita ajarkan. (Edgar Hamas )