Abadilah dengan Tulisan

Abadilah dengan Tulisan

Free Hand Writing Vectors, 17,000+ Images in AI, EPS format

Tulisan bisa lebih abadi bila dibandingkan dengan omongan. Perkembangan tulisan juga tidak bisa dipisahkan dengan tutur kata. Awalnya kisah banyak disampaikan melalui penuturan lisan. Setidaknya demikianlah yang disebutkan dalam sejarah perkembangan kesusastraan nusantara.

Kisah fiksi apapun bentuknya tidaklah bisa dikatakan sepenuhnya fiktif. Ada sesuatu yang ingin disampaikan, ada hal tertentu yang diharapkan bisa sampai pada pembaca. Kegelisahan, keresahan, kepedulian penulis, diulas dalam bentuk paparan yang imajinatif, sekali lagi, tidak sekedar fiktif, akan tetapi realitas yang dicoba dihadirkan dengan membentuk realitas imajiniatif. Bagi yang membaca bisa memaknai apa saja menurut yang ditangkapnya, menurut serapan rasa yang bisa diperoleh. 

Realitas imajinatif tidak dibangun dari ruang kosong, tidak juga hanya hadir berdasarkan rekaan semata, akan tetapi lahir dari buah perenungan panjang. Berangkat yang bisa jadi dari titik realitas yang sangat sederhana, sangat kecil, tetapi melalui pengolahan rasa menjadi sesuatu yang bermakna, terutama bagi mereka yang mau menelaahnya.

Pandemi yang tidak hanya melanda negeri ini, telah banyak mengubah banyak hal. Kebiasaan-kebiasaan baru yang mau tidak mau harus diterapkan atau kebiasaan lama yang hampir menjadi tradisi pun harus ditinggalkan, rela maupun tidak rela.

Pandemi ini telah banyak menginspirasi banyak orang untuk melakukan sesuatu hal yang berguna. Para tenaga kesehatan berjibaku sepenuh jiwa untuk menyelamatkan banyak nyawa sekaligus bagaimana menghadang laju pandemi ini agar segera melandai. Para pemangku kebijakan membuat kebijakan yang menguatkan ketahanan masyarakat.

Para penulis, baik yang sudah lama maupun yang baru belajar, tidak sedikit pula yang mengeskpresikan tulisannya dengan berbagai uneg-unegnya seputar pandemi. Ada jenuh melanda, itu tentu tak terelakkan. Di antara kejenuhan bisa dimunculkan kreatifitas yang positif seperti yang diungkapkan secara bersamaan, anak-anak yang tergabung dalam wadah media jurnalistik Pondok Pesantren Husnul Khotimah. Mereka secara bersama-sama menuliskan seputaran pandemi yang dirasa begitu lambat tak segera beranjak dari negeri ini.

Dari situlah lahir Secarik Renungan tentang Pandemi. Ikhwal tulisan yang beragam ini dapat ditarik secara garis besar, adalah ekspresi atas keresahan pada pandemi, harapan yang lebih baik setelah pandemi berakhir.

Semoga karya bersama ini bisa menginspirasi karya-karya selanjutnya. (Sunarno) 

TAGS
Share This
WHATSAPP