Mudir Husnul Khotimah 2 Hadiri Silaturahim Pondok Pesantren se-Kabupaten Kuningan

Mudir Husnul Khotimah 2 Hadiri Silaturahim Pondok Pesantren se-Kabupaten Kuningan

Kuningan, 13 Februari 2025 – Mudir Pondok Pesantren Husnul Khotimah 2 KH. Fauzi Muhammad Ali, Lc menghadiri kegiatan SIlaturahim Pondok Pesantren se-Kabupaten Kuningan yang diselenggarakan oleh Kemenag kabupatrn Kuningan Kuninga. Acara ini berlangsung di Aula lantai 2 Bank BJB Kuningan, Jl. Siliwangi, Cigembang, Kuningan, mulai pukul 07.30 WIB hingga selesai.

70 pimpinan pondok pesantren hadir dalam kegiatan ini. Narasumber dalam kegiatan ini terdiri dari berbagai pejabat penting, antara lain Pj Bupati Kuningan, Kapolres Kuningan, Kajari Kuningan, dan Dandim Kuningan. Materi utama yang disampaikan dalam silaturahim dan pembinaan ini adalah Pencegahan Kekerasan, Bullying, dan Radikalisme, yang dibawakan oleh Aiptu M. Khafid, S.Pd.I., M.Pd. dari Sat Binmas Polres Kuningan.

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan para pimpinan pondok pesantren dalam mencegah serta menangani kasus kekerasan, perundungan (bullying), dan radikalisme di lingkungan pesantren. Materi yang disampaikan mencakup definisi dan jenis kekerasan, baik fisik, verbal, psikologis, maupun digital. Selain itu, dibahas juga faktor penyebab kekerasan yang dapat berasal dari faktor internal maupun eksternal serta dampaknya terhadap korban dan pelaku.

Dalam pemaparannya, Aiptu M. Khafid menekankan bahwa kekerasan dan bullying bukan hanya berdampak pada korban secara psikologis, tetapi juga dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang tidak kondusif. Ia menyampaikan, “Kekerasan di lingkungan pesantren bisa berawal dari hal kecil yang dibiarkan. Oleh karena itu, pengasuh dan guru harus peka terhadap tanda-tanda awal agar dapat segera dilakukan intervensi.”

Strategi pencegahan kekerasan di lingkungan pondok pesantren menjadi fokus utama dalam pembahasan. Konsekuensi jangka pendek dan jangka panjang dari bullying serta upaya pencegahan dan intervensi, termasuk peran lembaga, orang tua, dan masyarakat, turut menjadi sorotan. Selain itu, materi mengenai pencegahan radikalisme mencakup pengertian dan ciri-ciri paham radikal, faktor pendorong seseorang terpapar radikalisme baik dari aspek ideologi, sosial, maupun ekonomi, serta dampaknya terhadap individu dan masyarakat. Strategi pencegahan yang dapat dilakukan mencakup edukasi, dialog kebhinekaan, dan penguatan karakter.

Aiptu Khafid juga menambahkan bahwa radikalisme sering kali berkembang melalui pemahaman yang keliru terhadap ajaran agama. “Santri harus dibimbing dengan pemahaman yang benar agar tidak mudah terpengaruh ajaran yang menyimpang. Salah satu caranya adalah dengan memperkuat dialog kebangsaan di dalam lingkungan pesantren,” ujarnya.

Usai menghasiri kegiatan, mudir Husnul Kotimah 2 KH Fauzi Muhammad Ali, Lc menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat membuka wawasan tentang pentingnya mengenali tanda-tanda awal kekerasan dan bullying. Dengan bekal yang didapat, lembaganya kini lebih siap dalam mengambil langkah pencegahan di lingkungan Pondok Pesantren Husnul Khotimah Kuningan. Ia juga mengapresiasi relevansi dan aplikasi materi yang disampaikan, khususnya dalam mendapatkan strategi praktis untuk mencegah radikalisme. Menurutnya, pemaparan materi dalam kegiatan ini benar-benar membantu dalam memahami peran aktif yang bisa diambil dalam mencegah kekerasan, perundungan, dan paham radikal di dalam lembaga pesantren.

“Kegiatan ini menjadi momen penting bagi para pimpinan pondok pesantren untuk memperkuat komitmen dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang aman, nyaman, dan terbebas dari kekerasan serta paham radikal.” Katanya

Share This

COMMENTS

Wordpress (0)
Disqus ( )
WHATSAPP