
Pengawas Yayasan Husnul Khotimah, Uja Al-Bantany Beri Pelatihan Konten Dakwah untuk Anggota IPARI Kuningan
Kuningan, 12 Februari 2025 – Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (IPARI) Kabupaten Kuningan menggelar pelatihan pembuatan konten dakwah yang menarik di media sosial. Acara yang berlangsung di Aula KIC Kuningan ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan anggota IPARI dalam menciptakan konten dakwah yang berkualitas, kreatif, dan efektif di berbagai platform digital.
Pentingnya Dakwah Digital
Pelatihan ini dibuka oleh Kepala Kementerian Agama Kabupaten Kuningan. Dalam sambutannya, beliau menekankan bahwa penyuluh agama harus mampu memanfaatkan media sosial seperti YouTube, Instagram, dan platform lainnya untuk menyebarkan dakwah yang menarik dan mudah dipahami oleh masyarakat luas. Selain sebagai sarana syiar Islam, konten dakwah yang berkualitas juga berpotensi menjadi sumber penghasilan tambahan bagi para penyuluh.
Acara ini juga diprakarsai oleh Seksi Bimas Islam Kementerian Agama Kuningan dan IPARI Kuningan. Kepala Seksi Bimas Islam, H. Ridho, menegaskan bahwa di era digital ini, dakwah di media sosial harus diperkuat agar tidak kalah dengan konten-konten negatif yang sering mendominasi dunia maya.
Teknik Membuat Konten Dakwah yang Efektif
Pelatihan ini menghadirkan Uja Al-Bantany (Ustadz Jajang Aisyul Muzakki), seorang dai, Dewan Pengawas Yayasan Husnul Khotimah Kuningan sekaligus dosen UIN Syber Syekh Nurjati Cirebon, sekaligus. Dalam paparannya, beliau menjelaskan bahwa pembuatan konten media sosial yang baik harus memperhatikan beberapa aspek penting, di antaranya:
✅ Pemilihan Topik yang Relevan – Tentukan tema dakwah yang sesuai dengan kebutuhan audiens. Misalnya, fikih perempuan, sejarah Islam, tajwid, atau tafsir Al-Qur’an. Dengan memahami fokus tersebut, konten yang dibuat akan lebih tepat sasaran.
✅ Menyesuaikan dengan Target Audiens – Jika membahas fikih perempuan, maka desain konten bisa lebih menarik bagi perempuan, misalnya menggunakan warna-warna lembut dan elemen yang sesuai. Pemahaman audiens sangat penting agar pesan yang disampaikan lebih mudah diterima.
✅ Penggunaan Bahasa yang Efektif – Pilih bahasa yang komunikatif, tidak terlalu berat, tetapi tetap memiliki nilai edukatif dan dakwah yang kuat.
✅ Desain Visual yang Menarik – Gunakan elemen visual yang mendukung, seperti video pendek, infografis, atau ilustrasi yang mudah dipahami.
✅ Tujuan yang Jelas – Setiap konten harus memiliki tujuan yang jelas. Apakah ingin meningkatkan pemahaman tentang sejarah Islam? Fikih? Atau ingin mengajak lebih banyak orang memahami ajaran Islam secara menyeluruh? Dengan tujuan yang jelas, pembuatan konten akan lebih terarah.
“Konten media sosial yang berkualitas dapat membantu meningkatkan engagement dan kredibilitas organisasi atau individu dalam berdakwah,” ujar Uja Al-Bantany.
Antusiasme Peserta dan Harapan ke Depan
Pelatihan ini diikuti oleh sekitar 120 anggota IPARI Kuningan dan berlangsung selama satu hari. Para peserta sangat antusias dan berpartisipasi aktif dalam sesi pelatihan. Mereka mendapatkan wawasan baru tentang cara membuat konten dakwah yang tidak hanya inspiratif, tetapi juga menarik bagi generasi digital saat ini.
Pengurus IPARI Kuningan menyampaikan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari komitmen organisasi untuk meningkatkan kapasitas para penyuluh agama dalam menghadapi tantangan dakwah di era digital.
“Kami berharap pelatihan ini dapat membantu anggota IPARI Kuningan menjadi lebih profesional dan efektif dalam menyebarkan dakwah melalui media sosial,” ujar salah satu pengurus IPARI.
Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan para penyuluh agama semakin terampil dalam memanfaatkan media sosial sebagai sarana dakwah, sehingga nilai-nilai Islam dapat tersebar lebih luas dengan cara yang kreatif dan mudah diterima oleh masyarakat.