
PERAN PEREMPUAN TAK TERGANTIKAN
Perempuan madrasah pertama manusia. Kelembutan aura ketegaran, dalam kanannya gendongan kasih sayang, kirinya ayunan harapan. Sungguh bukan suatu kebetulan, Rasulullah SAW menyebutmu tiga berulang. Karena perempuan memang tak tergantikan, peradaban dunia dalam genggamannya.
Ibu yang tak mengenal lelah mendidik generasi mulia. Ibu yang tak mengenal lelah mengantarkan anaknya mencapai surga. Peran kebaikan sangat berharga bagi diri, keluarga, dan masyarakat. Tak terkecuali peran perempuan sebagai ibu dan istri untuk membangun peradaban.
Ibu adalah madrasah pertama insan. Ibu dunia pertama bagi seseorang dalam memahami lingkungan dan dirinya sendiri. Seorang anak akan mentransfer nilai, perilaku, pengetahuan, dan bahasa dari pengalaman orang terdekat, yaitu ibu.
Ibu menanamkan keimanan, akhlak, ilmu dan pengalaman kepada anak-anaknya. Ibu memiliki strategi sukses mendidik anak dengan ketrampilannya, mengatur waktu, menetapkan peraturan dalam mendidik anak dengan kasih sayang. Kemampuan bekerja sama dengan orang terdekat, yaitu suami, untuk mengarahkan dan membina anak-anak agar bisa mandiri, sejahtera dan bermanfaat di masa depannya.
Sebelum menjadi ibu, seorang perempuan terlebih dulu menjadi seorang istri bagi kehidupan suaminya. Allah SWT memberikan keluasan peran sebagai istri untuk melakukan kebaikan sebagai amal sholeh.
Peran kebaikan isteri memengaruhi keberhasilan suaminya dalam berbagai sisi. Secara tradisional, masyarakat muslim telah mendudukkan peran isteri dalam mendukung suami, yang menggambarkan seorang isteri bukan sekadar pendukung pasif tetapi juga aktif sebagai agen perubahan dan kesuksesan dalam keluarga.
Abad ke-20 dan ke-21 menandai perubahan dalam menumbuhkan pemahaman baru tentang peran perempuan. Tokoh sejarah muslimah masa kini yang berpengaruh, seperti Fatimah al-Fihri, mendirikan masjid dan universitas pertama di dunia.
Ustazdah Yoyoh Yusroh menjadi duta dalam pertemuan Internasional mewakili kaum Muslimah Indonesia, mencontohkan potensi perempuan untuk berkontribusi melampaui batas tradisional seorang isteri memberikan dukungan suami dengan berbagai cara yang melampaui lingkup tugas domestik.
Sejarah mencatat, di balik kesuksesan dan kebesaran suami selalu ada istri yang setia membantu dan menopangnya. Hal ini sebagai bukti betapa dahsyatnya pengaruh seorang istri bagi keberhasilan pasangan hidupnya.
Napoleon Bonaparte harus mengakui peran istrinya dalam meraih kesuksesan, demikian juga Ibu Ainun untuk Presiden Habibie. Jauh sebelum itu di balik Adam AS ada Siti Hawa, dan peranan Khadijah RA di balik kebesaran seorang pemimpin dunia, yaitu Nabi Muhammad SAW.
Seorang istri dikatakan sukses jika berhasil menjadi fungsi kontrol bagi suami tetap berada di jalur-Nya, melahirkan dan membina generasi sesuai aturan dan petunjuk-Nya, dan mengendalikan fungsi dirinya dan meluruskan gerak langkahnya demi menjaga sunatullah yang telah ditetapkan.
Demikian peran perempuan yang sangat berharga untuk setiap orang, setiap keluarga, dan masyarakatt, karena dengannya bangsa dan negara menjadi kuat. Semoga Allah SWT membalas segala jasa dan kebaikannya dengan surga. Amin.